Gizi seimbang ialah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Gizi seimbang diperlukan untuk membangun daya tahan tubuh yang kuat sehingga terlindung dari infeksi bakteri atau virus. Hal ini penting untuk semua orang khususnya lansia agar tidak mudah tertular Covid-19 yang saat ini sedang menyebar di seluruh dunia.
Menurut WHO Lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
- Usia pertengahan (45-59 tahun), lanjut usia (60 -74 tahun), lansia tua (75 – 90 tahun), dan usia sangat tua (> 90 tahun)
Menurut Kementerian Kesehatan RI, lanjut usia dikelompokkan menjadi :
- Pra lanjut usia (45-59 tahun), Lanjut usia (60 – 69 tahun), dan lanjut usia risiko tinggi ( 70 tahun atau usia 60 tahun dengan masalah kesehatan)
Proses perubahan biologis pada lanjut usia ditandai dengan :
- Pengurangan massa otot dan bertambahnya massa lemak, dapat menurunkan jumlah cairan tubuh sehingga kulit terlihat mengerut dan kering, wajah berkeriput dengan garis-garis yang menetap. Lanjut usia terlihat kurus.
- Gangguan indera perasa, penciuman, pendengaran, penglihatan dan perabaan menurun. Menurunnya fungsi indera perasa berkaitan dengan kekurangan kadar zink menyebabkan berkurangnya nafsu makan pada lanjut usia. Sensitifitas terhadap rasa manis dan asin biasanya berkurang, ini menyebabkan lanjut usia senang makan yang manis dan asin.
- Katarak pada lanjut usia sering dihubungkan dengan kekurangan Vitamin A, C dan asam folat.
- Gigi-geligi yang tanggal, menyebabkan gangguan fungsi mengunyah yang mengakibatkan kurangnya asupan makanan pada lanjut usia.
- Cairan saluran cerna dan enzim-enzim yang membantu pencernaan berkurang pada proses menua. Nafsu makan dan kemampuan penyerapan zat- zat gizi juga menurun terutama lemak dan kalsium. Menurunnya sekresi air ludah mengurangi kemampuan mengunyah dan menelan makanan. Pada lambung, faktor yang berpengaruh terhadap penyerapan vitamin B 12 berkurang, sehingga dapat menyebabkan anemia.
- Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri perut dan susah buang air besar. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan dan terjadinya wasir.
- Penuruna kemampuan motorik menyebabkan lanjut usia kesulitan untuk makan.
- Terjadinya penurunan fungsi sel otak, menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, mengatur dan mengurutkan sesuatu yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari-hari disebut dengan demensia/pikun.
- Kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga berkurang, sehingga dapat terjadi pengenceran Natrium. Selain itu pengeluaran urine diluar kesadaran (incontinensia urine) menyebabkan lanjut usia sering mengurangi minum, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
Gizi berlebih : Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi. • Gizi kurang, Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi. • Kekurangan vitamin dan mineral. Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
Pemberian nutrisi yang adekuat dapat dilakukan dengan memberikan nutrisi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan zat gizi individu. Kebutuhan zat gizi pada lansia meliputi :
- Kebutuhan Energi(Kalori)
Kebutuhan energi rumatan (maintenance) pada lansia sehat sebesar 25-30 Kkal/kg/hari. Kebutuhan tersebut akan meningkat menjadi 30-35 Kkal/kg/hari pada pasien lansia dengan kondisi stres metabolik seperti luka bakar, kanker, infeksi, dan kondisi dengan risiko tinggi atau memiliki ulkus dekubitus
- Kebutuhan Protein adalah 1,0-1,2 gram protein/kgBB/hari untuk lansia sehat, dan 1,2-1,5 gram protein/kgBB/hari untuk lansia dengan malnutrisi atau beresiko malnutrisi karena kondisi penyakit akut atau kronik.
- Kebutuhan karbohidrat. Adalah 45-65% dari total kalori yaitu karbohidraat sederhana (sirup jagung, sirup mapel, sereal, gula merah, permen selai, madu, jus buah dalam kemasan dan minuman soda) dan karbohidrat komplek (gula yang berbentuk monosakarida atau disakarida).
- Kebutuhan Lemak : 20-35% total kalori.
- Kebutuhan cairanuntuk memelihara status hidrasi yang adekuat dan keseimbangan elektrolit untuk lansia dapat dihitung berdasarkan berat badan, yaitu 25-30 ml/kgBB.
- Kebutuhan vitamin dan mineral sesuai dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk lansia bangsa indonesia.
Rekomendasi gizi seimbang untuk lansia
- Jaga keseimbangan energi selama kehidupan untuk mencapai dan menjaga berat badan normal, pola makan sehat seperti asupan makanan dan minuman padat gizi. Pilih susu dan hasil olahnya rendah lemak, seafood, daging has dan unggas, telur, kacang kacangan dan biji-bijian.
- Batasi konsumsi gula karbohidrat sederhana termasuk tepung-tepungan, garam dan lemak jenuh.
- Pilih sayur sayuran, buah buahan, biji bijian, susu dan hasil olahnya sebagai sumber kalium, serat makanan, kalsium, dan vitamin D. Makan sayuran berwarna hijau oranye serta kacang-kacangan.
- Biasakan mengonsumsi sumbel kalsium. Kalsium berperan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang dan gigi. Sumber kalsium dan vitamin D seperti ikan dan susu.
- Kebutuhan gizi sebaiknya terpenuhi dari asupan makan.
- Biasakan mengkonsumsi makanan berserat karena selain untuk melancarkan pencernaan, serat juga berfungsi untuk mengontrol kadar lemak dan gula dalam darah. Sumber terdapat dari sayur dan buah.
- Minum air putih sesuai kebutuhan. Sebaiknya lansia mengonsumsi air sebanyak 1500-1600 ml sekitar 6 gelas atau 25-30 ml/kgBB/hari.
- Pola makan yang sehat harus mencegah penyakit terkait makanan. Makanan setengah matang beresiko tinggi menyebabkan penyakit harus dihindari.
- Tetap melakukan aktivitas fisik dan kurangi waktu untuk aktivitas sedenter.
Orang lanjut usia atau lansia menjadi salah satu kelompok yang mendapat perhatian lebih di masa pandemi covid-19 sebab kelompok ini paling rentan terhadap virus corona penyebab covid-19, terlebih jika memiliki penyakit lain seperti paru paru dan jantung.
Kelompok lansia atau orang lanjut usia termasuk kategori yang berakibat pada kematian di Indonesia. Berdasarkan data, tingkat kematian atau case fatality rate pada usia lansia tercatat cukup tinggi. Untuk lansia kelompok muur 50 hingga 69 tahun berada pada 0,31-1%, 70 hingga 79 tahun berada pada angka 2,95% dan terus meningkat di kelompok umur 80-89 tahun yaitu 4,47%. Di Indonesia sendiri, fatality rate untuk kelompok umur di atas 60 tahun berada pada angka 17% (ketika kasus menyentuh angka 700). Gambaran tersebut tentu bisa dijadikan mengapa harus dilakukan kesiagaan pada lansia dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Sudah diketahui bahwa virus SARS-CoV-2 memiliki karakteristik yang sama dengan virus SARS dan MERS. Namun, virus penyebab pandemi COVID-19 ini punya tingkat keparahan dan kecepatan penyebaran yang jauh lebih parah dari dua virus lainnya. Virus ini dapat menyebar melalui droplet dan kontak jarak dekat dengan penderita. SARS-CoV-2 pun terbukti dapat menyebabkan dampak yang lebih berbahaya terhadap lansia, ibu hamil, dan penderita kanker.
Dampak virus SARS-CoV-2 terhadap lansia dapat lebih berbahaya karena beberapa hal, yaitu pertambahan usia, penurunan fungsi organ, dan akibat penyakit lain. Pertambahan usia cenderung melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga risiko lansia terserang penyakit COVID-19 tentu akan lebih besar. Sementara itu, lansia dengan co-morbid seperti stroke, diabetes, dan penyakit lainnya dapat memperberat kondisi dari lansia apabila terkena COVID-19.
Dalam menghadapi keganasan dari pandemi COVID-19, para lansia harus melakukan beberapa hal agar dapat mencegah penularan para lansia harus mengikuti anjuran pemerintah seperti melakukan physical distancing, cuci tangan secara teratur, dan konsumsi obat rutin apabila ada penyakit lain
Tak cukup hanya mengikuti anjuran pemerintah, para lansia juga harus melakukan kegiatan mandiri dengan olahraga ringan, berjemur, dan mengelola stres dengan baik. Dengan pengelolaan stres yang cukup, imunitas tubuh akan lebih baik. Konsumsi makanan bergizi juga tak kalah penting dengan asupan gizi seimbang sesuai kalori dan konsumsi air yang cukup bagi para lansia.
Para lansia butuh asupan makanan gizi seimbang pada pandemi covid-19 diharapkan dapat mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan aman dapat meningkatkan sistim kekebalan tubuh dan menurunkan resiko penyakit kronis dan penyakit infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
- Kementerian Kesehatan RI. 2011, Buku Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia, Jakarta
- http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/198007012005012-CICA_YULIA/GIZI_SEIMBANG_LANSIA.pdfdiakses pada 20 juli 2020.
- Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2017, Pedoman asuhan nutrisi pada orang usia lanjut dan pasien geriatri, Jakarta.
- KEMENKES RI , 2014, Pedoman Gizi Seimbang, Jakarta.
- Persatuan Ahli Gizi Indonesia Asosiasi Dietisien Indonesia, 2019, Penuntun Diet dan Terapi Gizi edisi 4, Penerbit buku kedokteran, Jakarta.
- https://www.fkm.ui.ac.id/webinar-seri-5-fkm-ui-kesiagaan-lansia-di-era-covid-19-manajemen-pandemi-covid-19-dan-peran-masyarakat-serta-pengembangan-teknologi-penjernih-ruang-terkontaminasi-virus-corona/ diakses pada tanggal 09 agustus 2020.
Best Regrads : PUJI ASTUTI, SKM, RD (NUTRISIONIST AHLI GIZI RSUD UNGARAN)